Senin, Desember 31, 2007

Betavoltaik - Baterai Nuklir


Sumber : CHIP 12/2007

Sebuah berita beredar luas di seluruh dunia. Dikabarkan bahwa para peneliti dari US Air Force Research Laboratory telah mengembangkan sebuah baterai Betavoltaik yang dapat "menghidupi"
sebuah notebook selama 30 tahun. Menurut berbagai media, baterai ini bakal diproduksi massal 3 tahun lagi.

Memang, Betavoltaik ini sebenarnya ada. teknologi ini mengandalkan bahan radioaktif Isotop sebagai sumber energi. Radioaktif ini memancarkan partikel Beta saat terjadi peluruhan yang kemudian
ditangkap oleh lapisan semikonduktor di sekitarnya dan diubah menjadi listrik. Cara kerja ini sama dengan sollar collector. Hanya saja, teknik ini menggunakan Photon untuk menghasilkan energi.

Betavoltaik sebenarnya sudah dikenal sejak 50 tahun yang lalu sebagai "Direct Energy Convertion" (DEC). Teknologi baterai baru yang ada dibaliknya diharapkan bakal membuat revolusi dalam dunia
komputer. Namun, website dari US Air Force Research Laboratory tidak memberikan informasi apa-apa mengenai teknologi ini.

Boleh jadi, kabar ini hanyalah rumor. Pada kenyataannya, simpanan energi dalam Betavoltaik tidaklah besar dan untuk menghasilkan Isotop membutuhkan biaya yang sangat besar. jadi, teknologi ini hanya untuk aplikasi khusus, seperti alat bantu pacu jantung.

Komentar Tinular Walks :

Wah untunglah blom beredar luas..... :- jangan2 kalo beredar luas, suatu saat bisa dimanfaatkan teroris buat bikin bom Nuklir mini nih, yang bisa masuk saku baju :-D hiii syeremmm..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Komentar Tinular Walks menggambarkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang nuklir, sangat tidak sederhana membuat bom nuklir, apalagi cuma berbahan baterai nuklir, sejuta baterai nuklir juga imposible dijadikan bom nuklir. Baterai nuklir kalau sudah direlease juga pasti telah lolos pengawasan berbagai regulatory body yang kompeten dan pasti sangat-sangat aman digunakan oleh masyarakat.

Anonim mengatakan...

ya betul, memiliki bahan nuklir saja tidak cukup, yang penting tehnik memicu reaksi berantainya yang susah. kalau bahan radioaktif saja orang eropa awam saja ada yang punya kok